Karangharjo, 21 Juli 2024 pukul 08:00 WIB, diselenggarakan acara pelulusan kelas akhir Madaris Bahrul Ulum yang meliputi Taman Kanak-kanak, Madrasah Tsanawiyah, dan Madrasah Aliyah sebanyak 117 santri, dengan tema “Ilmu dan Akhlaq Bekal Terpenting Menjalani Hidup dengan Baik dan benar” merupakan serangkaian haflah Imtihan Pesantren Bahrul Ulum 2024

Dalam acara tersebut KH. Hodri Ariev yang memberikan sambutan inspiratif.

Dalam sambutannya, KH. Hodri Ariev mengenang masa-masa ketika KH. Ahmad Basyir Abdullah Sajjad masih ada. "Ketika KH. Ahmad Basyir Abdullah Sajjad masih ada, saya sowan dan meminta santri Bahrul Ulum diakui sebagai santrinya di dunia dan akhirat," ujarnya, mengenang sosok yang sangat dihormati tersebut.

KH. Hodri Ariev menegaskan komitmennya dalam mendidik santri. "Saya memperlakukan santri sama dengan apa yang saya perlakukan pada anak-anak saya sendiri dalam mendidik, beribadah, dan belajar secara disiplin," katanya.

Dalam pesannya, KH. Hodri Ariev menekankan pentingnya pendidikan akhlak yang tidak bisa dicapai hanya dalam waktu singkat. "Ilmu bisa pelajari hanya dalam satu malam, tapi belajar akhlaq tidak bisa akita pelajari hanya dalam satu malam," jelasnya.

Beliau juga menyampaikan bahwa Pesantren Bahrul Ulum akan bertransformasi menjadi pesantren hybrid. "Saya yakin kita akan menjadi Pesantren model ke depan," tambahnya.

Beliau juga menekankan perlunya persiapan matang untuk menuju pesantren hybrid. "Bahrul Ulum menuju pesantren hybrid harus dipersiapkan sebaik mungkin," tegasnya.

KH. Hodri Ariev menjelaskan alasan mengapa pesantren Bahrul Ulum harus beradaptasi menjadi pesantren hybrid, mengingat dunia sangat dipengaruhi perkembangan teknologi informasi. "Ada tiga kemajuan yang mengubah hidup manusia, yang pertama media informasi, yang kedua kemajuan teknologi transportasi, yang ketiga kemajuan teknologi militer," paparnya.

Beliau juga menetapkan standar capaian santri Bahrul Ulum yang meliputi tiga aspek utama: Akhlaq, Ma'rifah, dan Ubudah. Pertama, akhlak sebagai standar kebaikan perilaku dalam berhubungan dengan Allah dan makhluk-Nya serta menjalani hidup dengan bersih, dan benar. Kedua, ma'rifah, yang lebih tinggi dari ilmu, akhlak dan dirasakan kenikmatannya dalam berakhlak. Ketiga, ubudah, dimana setiap perilaku santri didasarkan pada keridhoan kepada Allah.

Namun, KH. Hodri Ariev juga mengungkapkan kekhawatirannya. "Ada beberapa hal yang saya takutkan, takut santri meninggalkan sholat karena asik dengan kegiatan-kegiatan lain, yang kedua santri  tidak berakhlaqul karimah" katanya dengan nada prihatin.

Sebagai penutup, KH. Hodri Ariev menyampaikan pesan kepada para wali santri. "Tugas kami mendidik di pesantren sudah selesai, selanjutnya para wali santri melanjutkan mendidik putra-putrinya agar istiqomah berperilaku dengan baik di masyarakat," ujarnya.

Acara pelulusan ini tidak hanya menjadi momen bersejarah bagi 117 santri yang lulus, tetapi juga menjadi tonggak penting bagi Madaris Bahrul Ulum dalam menyiapkan generasi yang berakhlak mulia dan siap menghadapi tantangan era digital. Dengan transformasi menuju pesantren hybrid, diharapkan Bahrul Ulum akan terus mencetak santri yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga kuat dalam akhlak dan spiritualitas.