Artikel
Baihaki Ghazali, S.Pd
Kepala Madrasah Aliyah Bahrul Ulum
Pondok Pesantren Bahrul Ulum didirikan pada tahun 1956 oleh Almaghfurllah KH. Arifurrahman. Sejak awal, pesantren ini telah menjadikan prinsip swadaya sebagai pilar utama dalam membangun infrastruktur dan fasilitas pembelajaran. Santri, alumni dan simpatisan selalu dilibatkan dalam setiap pengembangan pondok, menjadikannya sebagai bukti nyata kebersamaan dan kepemilikan kolektif. Sejak berdiri hingga saat ini, tidak ada satu pun bangunan atau fasilitas yang dibangun dengan proyek pemerintah.
Setelah wafatnya KH. Arifurrahman, KH. Hodri
Ariev melanjutkan khidmah pada
tahun 2014. Beliau tetap mempertahankan prinsip swadaya dalam pembangunan
pesantren. Alasannya jelas; menjaga agar masyarakat tetap memiliki rasa memiliki terhadap Pesantren Bahrul Ulum.
Meski beberapa kali ditawarkan bantuan proyek dari pemerintah, baik secara
langsung kepada beliau maupun melalui lembaga di bawah naungan pesantren, KH.
Hodri Ariev dengan tegas belum memperkenankannya. Prioritas utama tetap pada
swadaya masyarakat.
Saat ini telah dibangun tiga unit bangunan utama, yaitu satu asrama putra, satu
asrama putri, serta mushalla dan perpustakaan digital. Total biaya yang
dihabiskan untuk ketiga bangunan ini diperkirakan mencapai hampir 10 miliar
rupiah.
Swadaya masyarakat ini melibatkan berbagai
pihak, terutama masyarakat sekitar pesantren dan alumni yang tersebar di
berbagai daerah. Dukungan datang dari masyarakat Desa Karangharjo, tempat di
mana Pesantren Bahrul Ulum berdiri, serta desa-desa tetangga seperti Harjomulyo,
Pace, Mulyorejo dan lainnya. Keberlanjutan pembangunan pesantren dengan swadaya ini
tidak hanya menunjukkan solidaritas yang kuat, tetapi juga menegaskan bahwa Pesantren Bahrul Ulum
benar-benar milik umat, dibangun dan dikembangkan oleh umat.
Salah satu kekuatan utama dalam swadaya pembangunan
Pesantren
Bahrul Ulum adalah semangat gotong royong yang terus terjaga. Kontribusi
masyarakat tidak hanya berupa dana, tetapi juga tenaga dan pemikiran.
Masyarakat sekitar, alumni, serta wali santri turut serta dalam berbagai bentuk, mulai dari menyumbang bahan
bangunan, membantu proses pembangunan, hingga mendukung logistik bagi para
pekerja. Nilai kebersamaan ini menjadi kunci keberlanjutan Pesantren, dimana setiap
orang merasa memiliki dan bertanggung jawab atas kemajuan lembaga pendidikan
ini.
Alumni memiliki peran besar dalam menjaga
keberlanjutan Pesantren Bahrul Ulum. Mereka yang telah sukses di berbagai bidang sering kali
kembali untuk memberikan kontribusi dalam bentuk donasi, program pendidikan,
atau dukungan moral bagi santri yang masih belajar. Dengan melibatkan alumni,
pesantren tidak hanya memperoleh bantuan materi, tetapi juga jejaring yang
lebih luas, memperkuat eksistensi pesantren di tengah perubahan zaman. Dukungan
alumni ini menjadi bukti bahwa pesantren tidak hanya mencetak santri yang paham
ilmu agama, tetapi juga memiliki kepedulian sosial yang tinggi.
Hodri Ariev*Sabda Baginda Nabi Muhammad saw. ini sangat masyhur, hingga terkadang seperti biasa saja dan tidak punya pesan mendalam. Pada sisi yang lain, pesan ini bisa disalahpahami hingga potensial
Load MoreSejak awal Juni 2024, sangat banyak kontroversi berkaitan dengan eksplorasi tambang. Pasalnya, PBNU menerima tawaran pemerintah menambang batubara di kalimantan. Dari begitu banyak pandangan yang m
Load MoreUbaidillah, M.PdStaf Pengajar Madaris Bahrul Ulum Allah SWT menciptakan manusia, sebagai khalifah di bumi. Oleh karena itu Allah memberi bekal kepadanya, segala bentuk panca indra dan kemampua
Load MoreAhmad Zaini* Pendidikan merupakan suatu proses kegiatan yang ditempuh oleh setiap orang, baik yang bersifat formal maupun non formal. Dalam sudut pandang lain, pendidikan dapat diartikan sebagai su
Load MoreHonainah*AbstrakPenelitian ini membahas tentang sewa Rahim, dari hukum sewa Rahim, status anak dari hasil sewa Rahim hinggga kewarisan kepada anak dari hasil sewa Rahim. Penelitian ini termasuk tipe
Load More